BASARNAS BALI SIAP ANTISIPASI POTENSI BAHAYA SELAMA ARUS MUDIK LEBARAN

JIMBARAN --- Basarnas melaksanakan Siaga SAR Khusus Lebaran selama 14 hari, terhitung sejak 7 hari sebelum Lebaran dan 7 hari setelahnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan serempak di seluruh Kantor Pencarian dan Pertolongan, termasuk diantaranya Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali).

Gelar personel dan pemeriksaan kesiapan alat utama serta peralatan SAR lainnya digelar pada hari ini, Rabu (3/4/2024) bertempat di halaman kantor. Kepala Kantor Basarnas Bali,I Nyoman Sidakarya, S.H. memimpin apel dan secara langsung memastikan kesiapan dalam rangka antisipasi arus mudik jelang Lebaran tahun 2024. Usai apel, I Nyoman Sidakarya juga melakukan pelepasan tim siaga secara simbolis.

Sebelumnya, Kantor Basarnas Bali juga telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk terlibat dalam posko terpadu angkutan Lebaran, yakni bersama Kementerian Perhubungan Laut, PT. Angkasa PuraI I Gusti Ngurah Rai dan Polda Bali. Selain itu juga dibangun posko mandiri yang ditempatkan di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai serta Nusa Penida.

Tak kalah pentingnya pemantauan secara mobiling di objek-objek wisata yang biasanya terjadi lonjakan kunjungan wisatawan lokal ataupun dari luar Bali saat libur panjang. Objek wisata yang dinilai rawan terjadi kondisi berbahaya yakni wisata tirta, seperti Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Canggu serta penyebrangan di Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Kusambe yang akan menuju Nusa Penida. 

"Kesiapan SAR menghadapi arus mudik, Kantor SAR Denpasar menyiapkan personel 126 orang yang dikerahkan menempati di posko-posko atau tempat wisata dan pelabuhan," terang I Nyoman Sidakarya. Selain keberadaan Alut, tim SAR juga dilengkapi drone thermal pada masing-masing posko, dimana nantinya secara rutin memantau kondisi sekitarnya melalui udara. 

Menurut Sidakarya adanya kemungkinan ancaman bahaya selama berlangsungnya mudik lebaran yakni kondisi cuaca. Akhir-akhir ini sering terjadi hujan deras disertai angin kencang, oleh karenanya fokus utamanya berada pada aktivitas penyebrangan. "Ancaman dalam hadapi arus mudik yakni cuaca, maka kami selalu koordinasi dengan BMKG," tutupnya. (ay/hmsdps)